:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5202958/original/056828100_1745912173-174591059168107b3fd7835_WhatsApp_Image_2025_04_29_at_13_58_36.jpeg)
Liputan6.com, Manila – Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu RI) Arrmanatha Nassir menegaskan pentingnya peran negara-negara berpenghasilan menengah (Middle-Income Countries/MICs) sebagai arsitek masa depan global yang lebih tangguh dan inklusif.
Pernyataan ini disampaikan dalam KTT Negara-negara Berpenghasilan Menengah di Manila, Selasa (29/4/2025).
“Indonesia tetap konsisten dalam mengejar pembangunan berkelanjutan, bahkan di tengah volatilitas global,” ujar Arrmanath, seperti dikutip dari pernyataan resmi Kemlu RI, Selasa (29/4/2025).
Ia menyebutkan, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen selama satu dekade terakhir, menurunkan angka kemiskinan menjadi 8,57 persen, dan memberikan cakupan jaminan kesehatan nasional untuk lebih dari 90 persen penduduk.
Lebih lanjut, ia menyoroti tantangan global yang kini dihadapi MICs, seperti meningkatnya persaingan kekuatan besar, proteksionisme, lemahnya solidaritas internasional, serta upaya pelemahan lembaga-lembaga multilateral.
“Jika kita gagal menghentikan kemunduran ini, lebih dari 100 negara—mewakili 75 persen populasi dunia—akan terjebak dalam perangkap pendapatan menengah,” tegasnya.
Wamenlu RI kemudian mengusulkan tiga langkah strategis untuk memperkuat posisi MICs, berikut ini di antaranya:
- Membangun platform kolaborasi konkret antar MICs, termasuk penguatan kerja sama Selatan-Selatan, penyelarasan kebijakan, dan akses terhadap pembiayaan global inovatif.
- Membela multilateralisme dan mendorong reformasi mendesak terhadap sistem multilateral agar lebih mencerminkan realitas dan aspirasi negara-negara berkembang.
- Meningkatkan perdagangan intra-MIC, mengingat negara-negara ini menyumbang lebih dari 57 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Negara Berpenghasilan Menengah Harus Jadi Mesin Pertumbuhan
… Selengkapnya
Arrmanatha menekankan bahwa negara berpenghasilan menengah harus berinovasi dan bergerak menuju perubahan.
“Negara-negara berpenghasilan menengah bukan sekadar ‘ekonomi yang menunggu’,” katanya.
“MICs adalah mesin pertumbuhan, pusat inovasi, dan mitra dalam membangun masa depan global yang adil dan berkelanjutan.”
Ia menyerukan agar MICs tidak menjadi “penumpang dalam ketidakpastian”, tetapi menjadi “pilot” bagi masa depan dunia yang inklusif dan tangguh.
… Selengkapnya