:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1559574/original/040900500_1491540010-20170406-Bertemu-di-Florida_-Donald-Trump-dan-Xi-Jinping-Saling-Lempar-Senyum-AP-6.jpg)
Liputan6.com, Beijing – China menyatakan pada Senin (28/4/2025) bahwa Presiden Xi Jinping belum melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Donald Trump dalam waktu dekat ini. Pemerintah China juga menegaskan kembali bahwa saat ini tidak ada dialog atau perundingan yang sedang berlangsung antara kedua negara terkait upaya penyelesaian perang tarif yang sedang berlangsung.
Pernyataan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China ini secara langsung membantah klaim Trump dalam wawancara dengan majalah Time pekan lalu bahwa Xi Jinping telah meneleponnya.
“Sejauh yang saya tahu, tidak ada percakapan telepon baru-baru ini antara kedua kepala negara,” kata Guo Jiakun dalam konferensi pers rutin, seperti dikutip dari CNN. “Saya ingin menegaskan kembali bahwa China dan Amerika Serikat (AS) tidak sedang melakukan konsultasi atau negosiasi terkait isu tarif.”
China tetap mempertahankan sikap tegas secara terbuka terkait perang dagang, meskipun pekan lalu Presiden Trump mulai melunakkan pernyataannya. Dia menyatakan bahwa tarif tinggi yang diberlakukan AS terhadap barang-barang asal China akan turun secara signifikan dan berjanji akan bersikap sangat ramah di meja perundingan dalam upayanya mendorong Presiden Xi Jinping untuk memulai dialog.
“Dia menelepon. Dan saya tidak menganggap itu sebagai tanda kelemahan dari pihaknya,” kata Trump, merujuk pada Xi Jinping, dalam wawancara dengan Time yang diterbitkan pada Jumat (25/4).
Trump, yang berulang kali menyebut Xi Jinping sebagai teman, tidak memberikan rincian dalam wawancara itu mengenai isi pembicaraan telepon yang dimaksud atau kapan hal itu terjadi. Dia tidak memberikan penjelasan saat ditanya oleh CNN pada Jumat.
“Saya tidak ingin berkomentar soal itu, namun saya sudah sering berbicara dengannya,” kata Trump sebagai jawaban kepada Alayna Treene dari CNN saat meninggalkan South Lawn di Gedung Putih.
Menurut catatan publik yang tersedia, terakhir kali kedua pemimpin tersebut berbicara melalui telepon adalah pada 17 Januari, beberapa hari sebelum pelantikan Trump untuk masa jabatan keduanya.
Desakan China: AS Jangan Sesatkan Publik
… Selengkapnya
Sejak pekan lalu, Trump telah berulang kali mengatakan bahwa pemerintahannya sedang berbicara dengan pejabat China untuk mencapai kesepakatan dagang — namun setiap kali, Beijing langsung membantahnya secara tegas.
Pada Jumat, beberapa jam sebelum wawancara Trump dengan Time diterbitkan, Kementerian Luar Negeri China mendesak AS untuk tidak menyesatkan publik mengenai negosiasi dagang antara kedua pihak.
Keinginan Trump meredakan ketegangan perang dagang China justru menegaskan bahwa satu-satunya langkah yang dapat membuka jalan menuju pembicaraan adalah jika AS mencabut seluruh tarif terhadap produk-produk asal China.
Sejak kembali ke Gedung Putih, Trump telah memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal China, meskipun dia mengecualikan impor elektronik seperti ponsel pintar dan komputer dari tarif “resiprokal” yang dia tetapkan.
China menaikkan tarif atas impor dari AS hingga 125 persen, namun diam-diam juga mengurangi beban tarif untuk beberapa semikonduktor buatan AS, menurut badan-badan impor, sebagai upaya untuk mengurangi dampak perang dagang terhadap industri teknologi yang sangat vital bagi China.