:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5219439/original/027676200_1747214939-20250514-Serangan_Israel-AFP_5.jpg)
Liputan6.com, Gaza – Desakan gencatan sejata antara Israel dan Hamas terus mengalir dari berbagai pihak. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan bahwa pembebasan sandera Edan Alexander dari tahanan Hamas akan membawa dorongan baru bagi upaya negosiasi terkait perang di Gaza.
Dalam wawancara dengan saluran Al-Araby Qatar, Al-Ansari mengatakan bahwa semua pertemuan yang diadakan di Qatar hari ini berlangsung dalam kerangka momentum ini dan proposal baru, seperti yang dikatakannya, dalam negosiasi antara Israel dan Hamas.
Ia juga mengatakan bahwa Qatar bekerja sama dengan mediator Mesir dan Amerika Serikat untuk menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak, demikian dikutip dari laman Times of Israel, Kamis (15/5/2025).
Sebelumnya, Hamas mengumumkan rencananya untuk membebaskan Edan Alexander, sandera berkewarganegaraan ganda Israel-AS pada Senin (12/5).
Pembebasan ini disebut sebagai bagian dari upaya menuju kesepakatan gencatan senjata dan memperlancar masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah yang telah diblokade selama lebih dari dua bulan, dikutip dari laman BBC.
Langkah tersebut muncul bersamaan dengan rencana kunjungan Presiden Donald Trump ke Timur Tengah pada Selasa (13/5).
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut keputusan ini diambil untuk memfasilitasi masuknya makanan, obat-obatan, dan kebutuhan penting lainnya ke Gaza yang telah berada dalam kondisi darurat akibat blokade total Israel selama 70 hari.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada BBC bahwa pembicaraan terkait pembebasan Alexander dilakukan secara langsung dengan seorang utusan dari pemerintahan AS di Qatar. Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa mereka telah mendapat informasi dari pihak AS mengenai niat Hamas tersebut.
Menurut seorang sumber Palestina yang mengikuti proses negosiasi, pengumuman Hamas dimaksudkan sebagai tanda itikad baik menjelang kedatangan Presiden Trump.
Setelah 18 bulan perang dan lebih dari 10 minggu blokade total Israel, rumah sakit di Gaza kini menghadapi krisis suplai yang “mengkhawatirkan”. WHO memperingatkan, jika situasi ini berlanjut, ratusan ribu warga Palestina terancam kelaparan. Di R…