:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3545301/original/017030700_1629368526-pakistan-895319_1280.jpg)
Liputan6.com, Islamabad – Badai angin “yang merusak” yang melanda wilayah tengah dan utara Pakistan setelah gelombang panas hebat telah menewaskan setidaknya 14 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya, menurut pihak berwenang pada Minggu (25/5).
Angin kencang, petir, dan kilat menyapu Provinsi Punjab timur dan Khyber-Pakhtunkhwa barat laut, serta ibu kota Islamabad, pada Sabtu (24/5) siang dan malam, mencabut pohon dan merobohkan tiang listrik.
Sebagian besar korban tewas disebabkan oleh runtuhnya tembok dan atap, sementara setidaknya dua orang meninggal setelah terkena panel surya yang terlepas akibat tiupan angin kencang.
Satu pria tewas dan tiga lainnya terluka akibat sambaran petir.
Mazhar Hussain, juru bicara otoritas manajemen bencana Provinsi Punjab, mengatakan kepada AFP bahwa badai semacam ini terjadi karena suhu yang sangat panas, yang mencapai lebih dari 45 derajat Celsius dalam beberapa hari terakhir.
“Ada tiga hingga empat hari dalam gelombang panas baru-baru ini di mana suhu naik sangat tinggi,” ujar Hussain ketika mengumumkan 14 kematian di Punjab dan 100 orang terluka seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA), Senin (26/5/2025).
“Badai angin kali ini sangat merusak. Kecepatan anginnya sangat tinggi. Debu yang terbawa sangat banyak sehingga jarak pandang berkurang drastis.”
Departemen Meteorologi Pakistan memprediksi akan ada lebih banyak badai pada hari Minggu.
Beredar Video Dampak Badai di Pakistan Sangat Merusak
… Selengkapnya
Media sosial pada Sabtu (24/5) malam dipenuhi dengan video kerusakan yang disebabkan oleh badai tersebut.
Sebuah rekaman di dalam pesawat yang hendak mendarat di Kota Lahore, Punjab, menunjukkan penumpang berteriak ketakutan saat pesawat terombang-ambing oleh turbulensi. Pesawat kemudian dialihkan ke Karachi.
Video lainnya memperlihatkan mobil yang tertimpa pohon tumbang dan jalanan yang terhalang puing-puing.
Pakistan, salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, sedang berjuang menghadapi peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.
Islamabad mengalami beberapa kali hujan es yang biasanya jarang terjadi sepanjang April dan Mei, merusak kendaraan, memecahkan kaca jendela, dan menghancurkan panel surya.
Suhu yang melonjak pada April dan Mei semakin umum terjadi di Pakistan, yang biasanya memasuki musim panas pada awal Juni.
Suhu pada April tercatat mencapai level hampir rekor, setinggi 46,5 derajat Celsius di beberapa bagian Punjab.
Sekolah-sekolah di Punjab dan Balochistan telah mengumumkan libur musim panas lebih awal karena cuaca panas.