:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5229678/original/071612900_1747968870-20250523-Anak_Gaza_Kelaparan-AFP_5.jpg)
Liputan6.com, Gaza – Sedikitnya 26 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 170 lainnya terluka pada Minggu (1/6/2025) saat mereka tengah dalam perjalanan menuju lokasi distribusi bantuan makanan di Jalur Gaza. Insiden memilukan ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah yang telah lama dilanda konflik.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, pasukan Israel diduga melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi distribusi bantuan, yang dikelola oleh sebuah yayasan yang didukung Israel.
Militer Israel merespons dengan pernyataan singkat, menyatakan bahwa mereka “saat ini tidak mengetahui adanya korban luka akibat tembakan militer Israel di lokasi distribusi bantuan,” dan menyebut bahwa insiden ini masih dalam tahap penyelidikan, dikutip dari AP, Minggu (1/6).
Pihak yayasan yang bertanggung jawab atas distribusi bantuan menyatakan bahwa mereka telah menyalurkan 16 truk bantuan kemanusiaan pada Minggu pagi “tanpa insiden.” Mereka juga membantah adanya kekacauan atau tembakan yang terjadi di sekitar lokasi distribusi, yang berada di zona militer tertutup dengan akses terbatas bagi pihak independen.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan gambaran berbeda. Pejabat dari rumah sakit lapangan terdekat yang dikelola Palang Merah melaporkan bahwa 26 orang tewas, termasuk dua perempuan, dan sedikitnya 175 lainnya terluka. Mereka tidak mengonfirmasi pihak mana yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut. Karena alasan keamanan, para pejabat enggan disebutkan namanya karena tidak berwenang memberikan pernyataan kepada media.
Zaher al-Waheidi, kepala departemen catatan di Kementerian Kesehatan Gaza, membenarkan jumlah korban tewas. Sementara itu, jurnalis dari Associated Press yang berada di lokasi melaporkan melihat puluhan korban luka sedang dirawat di rumah sakit.
Kekacauan Menghantui Sistem Bantuan BaruDistribusi bantuan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza sebelumnya juga telah diwarnai oleh kekacauan. Bahkan sebelum insiden terbaru ini, tercatat sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 50 orang lainnya terluka dalam insiden serupa, menurut pejabat kesehatan setempat.
Yayasan tersebut menyatakan bahwa kontraktor keamanan swasta yang mereka pekerjakan tidak pernah melepaskan tembakan ke arah kerumunan. Di sisi lain, militer Israel sebelumnya mengakui bahwa mereka pernah melepaskan tembakan peringatan di area distribusi bantuan.
Dalam pernyataan terbarunya, yayasan itu menegaskan bahwa penyaluran bantuan pada hari Minggu berlangsung aman dan tertib. Mereka juga mengecam apa yang mereka sebut sebagai “pelaporan palsu mengenai kematian, cedera massal, dan kekacauan.”
Namun, dengan korban jiwa yang terus bertambah dan kondisi di Gaza yang kian genting, insiden ini menjadi cerminan betapa rapuhnya harapan di tengah ketegangan yang tak kunjung usai.
Tim Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) tengah mempersiapkan bantuan gandum dan tepung untuk warga Gaza, Palestina. Bantuan itu rencananya bakal dikirimkan dari Ismailiyah, Mesir.