:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3558799/original/065937000_1630560111-fireball-422746_1280.jpg)
Liputan6.com, Sanaa – Lima anak kehilangan nyawa dalam sebuah ledakan tragis yang terjadi saat mereka bermain sepak bola di sebuah permukiman di barat daya Yaman. Insiden memilukan ini terjadi pada Jumat malam di subdistrik Al-Hashmah, Provinsi Taiz, namun detail pasti penyebab ledakan masih dalam tahap penyelidikan.
Kelompok hak asasi manusia, termasuk Pusat Hak Asasi Manusia Yaman dan Eye of Humanity, bersama dengan stasiun TV Al-Masirah yang dikendalikan Houthi, melaporkan bahwa ledakan tersebut kemungkinan berasal dari tembakan artileri oleh milisi yang berafiliasi dengan partai Islah — salah satu kelompok yang mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.
Namun, hingga kini belum ada konfirmasi independen mengenai pihak yang bertanggung jawab, dikutip dari laman Japan Today, Minggu (13/7/2025).
Badan anak-anak PBB (UNICEF) menyatakan telah menerima laporan terkait insiden ini, tetapi belum dapat memverifikasi kebenarannya. “Kami menyadari adanya laporan tersebut, namun saat ini belum bisa memastikan detailnya,” ujar juru bicara UNICEF kepada The Associated Press.
Dua saksi mata, Ahmed al-Sharee dan Khaled al-Areki, menuturkan bahwa anak-anak tersebut sedang asyik bermain sepak bola ketika ledakan tiba-tiba mengguncang area tersebut. Setidaknya tiga orang lain dilaporkan mengalami luka ringan hingga sedang dan telah dilarikan ke rumah sakit setempat.
Mahmoud al-Mansi, saksi lain, mengatakan ledakan tampaknya berasal dari wilayah yang dikuasai pasukan yang bersekutu dengan partai Islah. Namun, detail ini masih perlu ditelaah lebih lanjut oleh pihak berwenang maupun pemantau independen.
Kapal kargo Eternity C berbendera Liberia tenggelam di Laut Merah, Rabu, usai diserang kelompok Houthi Yaman dengan rudal, drone, dan perahu bermuatan bom. Dari 25 kru kapal, baru 6 yang berhasil diselamatkan, sementara 3 orang tewas dan 16 lainnya m…
Kecaman Keras Atas Insiden Ledakan
… Selengkapnya
Dalam laporan yang disertai foto-foto memilukan kondisi korban, Pusat Hak Asasi Manusia Yaman mengecam keras insiden ini. Berdasarkan informasi dari Rumah Sakit Al-Rafai, tempat para korban sempat mendapatkan penanganan medis, kelima anak tersebut meninggal akibat luka serius terkena pecahan peluru. Disebutkan, dua korban berusia 12 tahun dan dua lainnya berusia 14 tahun, sementara usia anak kelima belum dapat dipastikan.
Kota Taiz sendiri sejak lama menjadi salah satu titik konflik paling sengit dalam perang saudara Yaman, mempertemukan milisi Houthi yang didukung Iran dengan berbagai kelompok bersenjata lain, termasuk yang berafiliasi dengan partai Islah. Sejak 2016, Taiz berada di bawah blokade Houthi yang membatasi pergerakan penduduk dan suplai barang penting, meskipun dalam perkembangan terbaru beberapa jalan utama dilaporkan mulai dibuka.
Perang saudara yang melanda Yaman bermula pada 2014 ketika kelompok Houthi merebut ibu kota Sanaa dan menguasai sebagian besar wilayah utara, memaksa pemerintah yang sah untuk mengasingkan diri. Setahun kemudian, koalisi pimpinan Arab Saudi bersama Uni Emirat Arab turun tangan dengan tujuan mengembalikan pemerintahan tersebut.
Di wilayah selatan, Dewan Transisi Selatan yang didukung UEA kini menguasai sebagian besar area. Kelompok ini memiliki agenda pemisahan diri Yaman selatan dan membentuk pasukan milisi sendiri, yang meski bersekutu dengan pemerintah resmi, juga terlibat dalam dinamika konflik yang kompleks melawan Houthi.
Tragedi yang menimpa lima anak di Taiz menjadi pengingat akan dampak kemanusiaan yang terus membayangi konflik Yaman. Situasi ini menegaskan pentingnya upaya-upaya internasional untuk meredakan ketegangan dan melindungi warga sipil, terutama anak-anak, dari risiko kekerasan yang terus mengancam kehidupan mereka sehari-hari.
… Selengkapnya