:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2833716/original/032535900_1561082261-uniero.jpg)
Liputan6.com, Brussels – Uni Eropa dilaporkan mengupayakan persatuan dalam menghadapi kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Blok ini kemungkinan akan menyetujui serangkaian tindakan balasan yang ditujukan pada produk-produk tertentu yang diimpor dari Amerika Serikat (AS), yang nilainya disebut dapat mencapai USD 28 miliar.
Jika itu terjadi maka Uni Eropa akan bergabung dengan China dan Kanada dalam memberlakukan tarif balasan terhadap AS. Dan langkah ini dikhawatirkan akan berkembang menjadi perang dagang global.
Blok beranggotakan 27 negara ini menghadapi tarif impor 25 persen untuk baja, aluminium, dan mobil serta apa yang disebut oleh Trump sebagai “tarif timbal balik” sebesar 20 persen untuk hampir semua barang lainnya pada Rabu (9/4).
Tarif yang diberlakukan oleh Trump mencakup sekitar 70 persen ekspor Uni Eropa ke AS, yang totalnya bernilai USD 585 miliar tahun lalu. Selain itu, ada kemungkinan tarif juga akan dikenakan pada tembaga, obat-obatan, semikonduktor, dan kayu.
Komisi Eropa, yang mengoordinasi kebijakan perdagangan Uni Eropa, dikabarkan akan mengusulkan kepada negara-negara anggota pada Senin (7/4) malam sebuah daftar produk dari AS yang akan dikenakan tarif tambahan sebagai respons terhadap tarif baja dan aluminium yang diberlakukan Trump, bukan tarif timbal balik yang lebih luas.
Daftar produk tersebut diperkirakan akan mencakup daging, sereal, anggur, kayu, pakaian, permen karet, benang gigi, penyedot debu, dan kertas toilet dari AS.
Salah satu produk yang mendapat perhatian lebih banyak dan menimbulkan ketegangan di dalam blok ini adalah minuman beralkohol jenis bourbon.
Komisi Eropa telah merencanakan tarif sebesar 50 persen untuk bourbon, yang membuat Trump mengancam akan mengenakan tarif balasan sebesar 200 persen terhadap minuman beralkohol dari Uni Eropa jika blok tersebut melanjutkan rencananya.
Negara-negara eksportir wine, seperti Prancis dan Italia, telah menyatakan kekhawatiran mereka. Uni Eropa, yang ekonominya sangat bergantung pada perdagangan bebas, ingin memastikan bahwa respons yang diambil mendapat dukungan luas dari negara anggotanya agar tekanan terhadap Trump tetap terjaga, dengan harapan akhirnya dapat mendorongnya untuk bernegosiasi.
Siap Negosiasi Atau Merespons
… Selengkapnya
Luxembourg akan menjadi tuan rumah pertemuan Uni Eropa pada Senin untuk membahas terkait kebijakan tarif Trump. Dalam pertemuan tersebut, para menteri yang bertanggung jawab atas perdagangan dari 27 negara anggota Uni Eropa akan bertukar pandangan mengenai dampak tarif dan bagaimana cara terbaik untuk meresponsnya.
Mengutip CNA, para diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa tujuan utama pertemuan ini adalah untuk menyampaikan pesan persatuan tentang keinginan untuk bernegosiasi dengan AS untuk menghapus tarif tersebut, namun juga menunjukkan kesiapan untuk merespons dengan tindakan balasan jika negosiasi gagal.
“Salah satu ketakutan terbesar kami setelah Brexit adalah adanya kesepakatan bilateral dan terpecahnya persatuan. Namun, melalui tiga atau empat tahun negosiasi, hal itu tidak terjadi. Tentu saja, ini cerita yang berbeda, namun semua orang menyadari pentingnya memiliki kebijakan perdagangan yang sejalan,” kata salah satu diplomat Uni Eropa.
Situasi yang Sulit
… Selengkapnya
Beberapa negara anggota Uni Eropa sebelumnya dilaporkan memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana seharusnya merespons kebijakan tarif Trump.
Prancis ingin Uni Eropa mengambil tindakan yang lebih tegas dan menyarankan agar perusahaan-perusahaan Eropa menangguhkan investasi di AS sampai situasi menjadi lebih jelas. Irlandia, yang sangat bergantung pada ekspor ke AS, lebih berhati-hati dan meminta respons yang “dipertimbangkan dan terukur.”
Italia mempertanyakan apakah Uni Eropa perlu membalas kebijakan AS atau tidak.
Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa ini adalah situasi yang sulit karena langkah yang diambil Uni Eropa tidak boleh terlalu lemah agar AS tertarik untuk bernegosiasi, namun juga tidak boleh terlalu keras sehingga bisa menyebabkan eskalasi konflik.
Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa Maros Sefcovic sendiri mengungkapkan bahwa percakapan dengan pihak AS pada Jumat (4/4) sangat terbuka dan dia menyatakan bahwa tarif yang dikenakan AS itu merugikan dan tidak dibenarkan.
Sementara itu, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen akan mengadakan pertemuan terpisah dengan para eksekutif utama dari sektor baja, otomotif, dan farmasi pada Senin dan Selasa (8/4). Tujuannya adalah untuk menilai dampak dari kebijakan tarif terhadap industri-industri ini dan menentukan langkah-langkah selanjutnya.