:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3009558/original/013930300_1577773201-space6.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Para astronom menemukan sebuah galaksi yang tampaknya akan menjadi saudara kembar kuno Bima Sakti. Teleskop luar angkasa James Webb (JWST) menangkap gambar galaksi spiral raksasa bernama Zhúlóng, yang membuat para astronom ternganga dan teori kosmologi kembali dipertanyakan.
Melansir laman Live Science pada Kamis (17/04/2025), Zhúlóng ditemukan dalam pengamatan terbaru JWST dan diumumkan melalui jurnal Astronomy & Astrophysics pada 16 April 2025. Galaksi ini bukan sekadar titik cahaya samar di kejauhan.
Galaksi ini menampilkan struktur spiral lengkap, mirip dengan galaksi kita, dengan pusat padat berisi bintang-bintang tua, cakram terang tempat bintang baru lahir, dan dua lengan spiral yang memutar anggun. Menariknya, galaksi ini terbentuk saat alam semesta baru berusia sekitar 1 miliar tahun, baru 7 persen dari usianya saat ini.
Teori kosmologi sebelumnya menyatakan galaksi sebesar dan sekompleks itu seharusnya belum ada pada masa tersebut. Namun, fakta ini dapat dipatahkan oleh Zhúlóng.
Nama “Zhúlóng” diambil dari mitologi Tiongkok, yakni naga matahari yang mengendalikan siang dan malam. Dari sisi ukuran, Zhúlóng memang sedikit lebih kecil dari Bima Sakti.
Cakram pembentuk bintangnya terbentang sejauh 60.000 tahun cahaya, dibandingkan dengan Bima Sakti yang mencapai 100.000 tahun cahaya. Namun, galaksi ini punya bobot sekitar 100 miliar massa matahari, jumlah yang sangat besar untuk ukuran galaksi awal.
Zhúlóng
Zhúlóng kini tercatat sebagai galaksi spiral terbesar dan paling matang yang pernah ditemukan dari zaman paling awal kosmos. Ia bahkan lebih tua dari Ceers-2112, galaksi spiral lain yang ditemukan JWST pada 2023 dan berjarak sekitar 11,7 miliar tahun cahaya dari bumi.
Lalu, bagaimana mungkin galaksi sekompleks ini bisa terbentuk secepat itu? Bima Sakti saja diperkirakan butuh waktu beberapa miliar tahun untuk mencapai bentuknya sekarang.
Namun, Zhúlóng melakukannya dalam waktu kurang dari 1 miliar tahun. Zhúlóng hanyalah satu dari banyak temuan JWST yang menunjukkan betapa “anehnya” alam semesta awal.
Galaksi-galaksi raksasa, lubang hitam supermasif, semuanya tampak tumbuh terlalu cepat, terlalu besar, dan terlalu teratur, tidak sesuai dengan prediksi teori kosmologi standar yang berlaku saat ini. Peneliti berencana mempelajari Zhúlóng lebih dalam lewat pengamatan lanjutan menggunakan JWST dan juga Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Gurun Atacama, Chili.
Tujuannya untuk memahami bagaimana galaksi seperti ini bisa terbentuk begitu cepat dan apakah ada galaksi spiral “kembar” lainnya.
(Tifani)