:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5199171/original/095880800_1745569986-WhatsApp_Image_2025-04-25_at_15.23.02.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta – Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto Indonesia bisa mencapai swasembada pangan sampai 2026. Hal itu dilihat dilihat dari proyeksi produksi beras yang akan meningkat pada 2025.
“Ini baru April, sampai akhir April stok beras kita di atas 3 juta ton. Artinya apa? artinya sampai 2026 kalau normal saja kita tidak perlu impor lagi,” kata Menko Zulkifli Hasan dalam Peluncuran Gerakan Indonesia Menanam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, mengutip keterangan resmi, Selasa (23/4/2025).
Zulkifli Hasan mengatakan, jika produksi normal ke depannya, bisa diprediksi Indonesia tak perlu impor beras lagi pada 2026.
Capaian swasembada pangan Indonesia juga ternyata mencuri perhatian sejumlah media asing. Salah satunya dari negeri tetangga Malaysia.
Melalui artikel bertajuk “Indonesia aims for food self-sufficiency in rice, corn, salt by 2026”, media thestar.com.my menyoroti capaian tersebut. Mereka mengulas pernyataan Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang menargetkan swasembada beras, jagung, dan garam pada 2026, yang juga menekankan pentingnya kemandirian pangan di tengah krisis global.
“Kita harus mencapai swasembada pangan. Target itu bisa kita capai akhir 2025 atau paling lambat 2026, tiga tahun lebih cepat dari rencana awal,” kata Prabowo dalam rapat bersama para menteri, Rabu (22/1).
Media China, Xinhua dan chinadailyhk.com, pada Januari lalu juga memuat isu tersebut dengan menyoroti komitmen Indonesia untuk tidak lagi mengimpor pangan mulai tahun 2025 dan produksi beras serta jagung yang mengalami peningkatan yang signifikan.
“… Produksi jagung diharapkan meningkat menjadi 20 juta ton, melampaui kebutuhan dalam negeri sebesar 11 juta ton,” sorot kedua media tersebut.
Adapun media Vietnam vietnamplus.vn sebelumnya juga lebih dahulu menyorotnya isu tersebut pada 2024, melalui artikel bertajuk Indonesia aims for food self-sufficiency by 2027. Kala itu mereka menyorot pernyataan Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto yang mengumumkan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada pangan pada tahun 2027, sebagai salah satu tujuan utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Di sisi lain, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan utama Indonesia dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa bergantung pada impor.
Upaya ini, menurutnya, bukan hanya berfokus pada beras sebagai bahan pokok utama, tetapi juga mencakup berbagai komoditas lainnya.
“Swasembada pangan bukan hanya tentang beras, tapi juga komoditas lain. Kita mulai dengan beras sebagai bahan pokok utama. Dalam sektor pertanian, kita pastikan semua komponen seperti pupuk, penyuluh, irigasi, dan benih sudah beres,” ujar Sudaryono pada 5 Februari lalu.
Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
Kebijakan tersebut mencakup peningkatan distribusi pupuk, penyediaan benih gratis, serta penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan) secara merata ke seluruh wilayah Indonesia.
“Setelah mencapai swasembada, kita ingin menjadi eksportir dan lumbung pangan, tidak hanya untuk kebutuhan rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Dengan potensi besar dari segi penduduk, geografis, dan geopolitik, Indonesia harus menjadi pusat pangan dunia,” lanjut Sudaryono optimistis.