:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5203639/original/000675000_1745980616-q.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Tim astronom internasional mendeteksi sampel gugus galaksi terbesar yang pernah diamati. Gugus galaksi ini berhasil ditemukan berkat data dari teleskop luar angkasa James Webb (JWST).
Dikutip dari laman Phys pada Senin (05/05/2025), mereka menjelajahi hamparan langit yang dikenal sebagai COSMOS-Web. Hal ini adalah survei inframerah terbesar yang pernah dilakukan oleh JWST.
Dalam studi ini, para ilmuwan mengungkap hampir 1.700 gugus galaksi atau proto-kluster. Gugus galaksi ini terbentuk sejak 12 miliar tahun lalu, atau sekitar 800 juta tahun setelah Big Bang.
Hasil penelitian ini membuka jendela baru untuk memahami evolusi galaksi, struktur besar alam semesta, dan bagaimana segalanya bermula dalam skala kosmik. Dengan kemampuan luar biasa JWST dalam menangkap cahaya dari objek yang sangat jauh dan sangat redup, para ilmuwan kini bisa mengamati semesta sebagaimana bentuknya ketika usianya masih kurang dari satu miliar tahun—jauh sebelum bumi dan tata surya terbentuk.
Data yang terkumpul meliputi periode dari sekitar 12 miliar hingga 1 miliar tahun yang lalu, mencakup fase-fase awal pembentukan struktur galaksi yang kompleks. Para ilmuwan mendeteksi 1.678 gugus galaksi yang menjadi bagian dari cosmic web.
Cosmic web merupakan struktur jaring-jaring kosmik yang menjadi fondasi pembentukan alam semesta besar yang kita kenal hari ini. Fenomena ini merupakan sampel gugus galaksi terbesar dan terdalam yang pernah ditemukan menggunakan teknologi modern.
Mempelajari Rinci
Lewat sampel ini, para peneliti bisa mempelajari secara rinci bagaimana galaksi berkembang dalam kelompoknya selama 12 miliar tahun waktu kosmik. Gugus galaksi bukan sekadar kumpulan bintang dan planet.
Mereka adalah struktur kosmik besar yang terdiri dari galaksi-galaksi yang saling terikat oleh gravitasi, dipenuhi materi gelap, gas panas, dan sering kali memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya. Sebagian besar galaksi hidup dalam lingkungan sosial kosmik ini, baik dalam grup galaksi yang terdiri dari 3 hingga puluhan galaksi maupun gugus/kluster galaksi yang bisa mencakup ratusan bahkan ribuan galaksi.
Sebagai contoh, Bima Sakti adalah bagian dari Local Group, bersama galaksi Andromeda, Triangulum, dan sekitar 54 galaksi kecil lainnya. Kelompok ini sendiri berada dalam struktur yang lebih besar bernama Supergugus Virgo, yang merupakan bagian dari jaringan kosmik yang luas.
Penemuan ini tidak hanya menyoroti kemampuan James Webb dalam menggali masa lalu alam semesta, tetapi juga memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana struktur besar terbentuk dan berevolusi. Dengan informasi baru ini, para ilmuwan dapat mengembangkan model kosmologis yang lebih akurat, menyingkap rahasia formasi galaksi, serta memahami peran materi gelap dan energi gelap dalam pembentukan semesta.
(Tifani)