:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5214126/original/003218900_1746741412-cq5dam.thumbnail.cropped.1500.844.jpeg)
Liputan6.com, Vatikan – Pastor Mark Francis, teman lama Paus Leo XIV yang pernah belajar di seminari bersamanya pada 1970-an, mengungkapkan bahwa latar belakang Paus di wilayah Midwest Amerika Serikat berperan besar dalam membentuk kepribadiannya sebagai pemimpin Gereja.
Francis, yang kini menjabat sebagai Provinsial Viatorian di Amerika Serikat, menggambarkan Paus Leo XIV sebagai sosok yang serius, fokus, dapat diandalkan, namun tetap memiliki selera humor yang baik.
“Dia bukan tipe orang yang suka mencari perhatian,” kata Francis, dikutip dari laman CNN, Jumat (9/5/2025).
Selama puluhan tahun berteman, Francis yang akrab memanggilnya “Bob,” mengatakan bahwa Paus Leo tidak pernah menunjukkan ambisi untuk menjadi Paus atau mengejar jabatan kepemimpinan dalam Gereja.
“Dia adalah orang yang tenang, tidak mementingkan karier, dan hadir sepenuhnya untuk melayani,” tambahnya.
Sebagai sesama anak Chicago, Francis menyebut bahwa Gereja Katolik di kota itu dikenal berpandangan maju, terutama dalam mendukung peran perempuan di dalam Gereja. Menurutnya, nilai-nilai ini tercermin baik dalam pelayanannya maupun dalam visi Paus Leo.
“Ada rasa hormat yang besar terhadap perempuan dan suara mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Pendeta John Lydon, yang pernah belajar bersama Paus Leo di Universitas Villanova dan kemudian bertemu kembali dengannya di Peru, menyoroti pemikiran global Paus baru tersebut.
“Dia membawa perspektif internasional, berbeda dari cara berpikir khas Amerika,” kata Lydon.
“Penting untuk diingat: dia bukan Paus Amerika. Dia Paus untuk seluruh dunia, meskipun lahir di Amerika Serikat.”
Peggy Wurtz, teman masa kecil Paus Leo dari Dolton, Illinois, juga mengenang sosoknya.
Ia menceritakan bahwa sejak kecil, “Bob” sudah dikenal sebagai anak yang cerdas, pendiam, dan berasal dari keluarga yang sangat religius.
“Dia orang yang murni. Tak ada hal buruk yang bisa Anda katakan tentangnya. Sejak dulu, rasanya memang dia sudah ditakdirkan menjadi Paus,” ujar Wurtz dalam wawancara telepon.
Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih menjadi paus baru dalam konklaf yang dihadiri semua kardinal dari seluruh dunia di Kapel Sistina.