:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5214251/original/092356000_1746756555-20250509-Paus_Baru-AFP_6.jpg)
Liputan6.com, Vatikan – Paus Leo XIV pada Sabtu (10/5/2025) memaparkan visinya untuk masa depan kepausannya, menyoroti kecerdasan buatan (AI) sebagai salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini. Ia juga berjanji untuk melanjutkan beberapa prioritas inti yang diwariskan oleh pendahulunya, Paus Fransiskus.
Paus Leo XIV melakukan perjalanan pertamanya sebagai paus dengan mengunjungi tempat suci Madonna di Genazzano, selatan Roma — lokasi yang memiliki ikatan kuat dengan ordo Augustinian tempat ia berasal, serta dengan Paus Leo XIII, sosok yang menginspirasi namanya.
Warga Genazzano berbondong-bondong memenuhi alun-alun di luar gereja utama yang menaungi tempat suci Madre del Buon Consiglio (Bunda Penasihat yang Baik) untuk menyambut Leo, dikutip dari laman AP, Minggu (11/5/2025).
Tempat suci ini, yang dikelola oleh para biarawan Augustinian, telah menjadi tujuan ziarah sejak abad ke-15. Paus Leo XIII sendiri pernah mengangkatnya menjadi basilika kecil dan memperluas biara di sebelahnya pada awal 1900-an.
Setelah berdoa di dalam gereja, Leo XIV menyapa penduduk setempat, mengingatkan mereka bahwa kehadiran Bunda Maria adalah sebuah anugerah sekaligus tanggung jawab besar.
Usai memberikan berkat, ia kembali ke mobil Volkswagen hitam yang membawanya. Dalam perjalanan pulang ke Vatikan, ia sempat singgah di Basilika Santa Maria Maggiore untuk berdoa di makam Santo Fransiskus.
Kunjungan ini berlangsung setelah Leo memimpin audiensi resmi pertamanya dengan para kardinal yang telah memilihnya. Dalam pertemuan itu, Leo mengutip banyak pernyataan misi Paus Fransiskus dari tahun 2013, menegaskan kembali komitmennya terhadap gereja yang inklusif, berfokus pada mereka yang tersisih, serta mengedepankan perhatian terhadap yang paling kecil dan terpinggirkan.
Sebagai paus Amerika pertama, Leo menegaskan komitmennya untuk terus mendorong reformasi Konsili Vatikan II — gerakan besar tahun 1960-an yang memodernisasi Gereja Katolik. Ia menyebut AI sebagai tantangan utama masa kini, dengan dampak besar terhadap martabat manusia, keadilan sosial, dan dunia kerja.
Paus Leo XIV berhenti untuk melambaikan tangan kepada beberapa simpatisan pada hari Jumat ketika ia memasuki kediaman Santa Marta di Vatikan setelah merayakan Misa pertamanya sebagai paus.
Tanda-tanda Awal Kepemimpinan Baru
… Selengkapnya
Vatikan turut mengungkapkan beberapa detail tentang identitas simbolis Leo XIV. Ia mempertahankan moto dan lambang yang digunakannya saat menjadi Uskup Chiclayo di Peru. Motto tersebut, “In Illo uno unum” — kutipan dari khotbah Santo Agustinus — menekankan persatuan umat Kristen dalam satu Kristus. Lambangnya menampilkan ikon khas Augustinian: hati menyala yang tertusuk dan sebuah buku yang melambangkan Kitab Suci.
Leo juga tetap mengenakan salib dada yang diberikan oleh ordo Augustinian ketika ia diangkat menjadi kardinal pada 2023. Salib itu menyimpan relikui Santo Agustinus dan ibunya, Santa Monica, dua sosok penting dalam sejarah Gereja awal.
Melanjutkan Warisan Sosial Gereja
Dalam pidatonya, Leo XIV menjelaskan alasan pemilihan nama kepausannya. Ia terinspirasi oleh Paus Leo XIII, pemimpin gereja dari tahun 1878 hingga 1903 yang meletakkan dasar pemikiran sosial Katolik modern melalui ensiklik Rerum Novarum pada tahun 1891. Ensiklik tersebut membahas hak-hak pekerja dan mengkritik ekstremisme kapitalisme maupun sosialisme.
“Di zaman kita sendiri, gereja menawarkan ajaran sosialnya sebagai jawaban atas revolusi industri baru dan tantangan yang dibawa oleh perkembangan kecerdasan buatan,” ujar Leo.
Isu AI memang semakin menjadi perhatian Vatikan. Di akhir masa kepausannya, Paus Fransiskus telah berulang kali memperingatkan tentang ancaman yang ditimbulkan AI terhadap kemanusiaan, bahkan menyerukan perjanjian internasional untuk mengaturnya.
Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Robert Prevost, dianggap sebagai salah satu figur kepercayaan Fransiskus. Setelah melayani sebagai Uskup Chiclayo, Peru, ia dipanggil ke Roma untuk memimpin salah satu kantor Vatikan terpenting yang bertugas mengawasi nominasi uskup, memperkuat persepsi bahwa Leo merupakan penerus spiritual yang disiapkan oleh Paus Fransiskus.
… Selengkapnya