:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4169883/original/065546000_1664027776-IMG-20220924-WA0008-750x536.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Filantropis asal Amerika Serikat sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates, melalui yayasannya tengah mengembangkan vaksin tuberkulosis (TBC). Upaya ini dilakukan melalui Bill & Melinda Gates Foundation dan The Bill & Melinda Gates Medical Research Institute.
Salah satu langkah penting dalam pengembangan ini adalah uji klinis tahap lanjut yang akan dilakukan di Indonesia. Selain Indonesia, uji klinis vaksin TBC Bill Gates juga akan dilakukan secara paralel di empat negara lain dengan beban penyakit TBC yang tinggi, yaitu Afrika Selatan, Kenya, Malawi, dan Zambia.
Negara-negara ini dipilih karena mencerminkan wilayah dengan prevalensi tinggi TBC. Negara-negara tersebut juga representatif dalam konteks geografis dan genetik untuk uji efektivitas vaksin.
Vaksin yang sedang diuji ini merupakan kandidat vaksin baru bernama M72/AS01E. Saat ini, vaksin tersebut telah memasuki fase penelitian klinis tahap ketiga.
Fase tiga ini merupakan tahapan lanjutan untuk menilai efektivitas dan keamanan vaksin pada populasi yang lebih besar dan beragam. Dalam uji klinis sebelumnya, M72/AS01E menunjukkan hasil menjanjikan dengan tingkat perlindungan sekitar 50% terhadap perkembangan TBC aktif pada individu dengan infeksi TB laten.
Lalu, apa itu vaksin TBC? Melansir laman Science Direct pada Selasa (13/05/2025), vaksin TBC yang saat ini umum digunakan adalah BCG (Bacillus Calmette-Guérin). Vaksin ini dikembangkan sejak 1921 dan efektif bila diberikan pada masa kanak-kanak untuk mencegah bentuk berat TBC seperti TBC meningitis.
Pendekatan Imunologi Modern
Namun, efektivitas BCG pada orang dewasa, terutama dalam mencegah penularan TBC paru yang aktif, sangat terbatas. Dikutip dari laman resmi The Bill & Melinda Gates Medical Research Institute pada Selasa (13/05/2025), vaksin M72/AS01E dirancang menggunakan pendekatan imunologi modern yang mampu meningkatkan respons sistem kekebalan terhadap Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC.
Vaksin ini dikembangkan khusus untuk memberikan perlindungan kepada orang dewasa, terutama mereka yang memiliki infeksi TB laten. TB laten adalah kondisi di mana seseorang terinfeksi bakteri TBC namun belum menunjukkan gejala penyakit aktif.
Uji klinis berskala global ini menjadi harapan besar dalam upaya mengatasi beban penyakit TBC yang hingga kini masih menjadi salah satu penyebab kematian menular utama di dunia. Menurut WHO, terdapat sekitar 10,6 juta kasus baru TBC secara global dan 1,3 juta kematian, yang sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada 2023. Dengan pengembangan vaksin yang lebih efektif untuk orang dewasa, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan dan mempercepat eliminasi TBC secara global.
(Tifani)