:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5221190/original/092346300_1747305728-WhatsApp_Image_2025-05-15_at_5.32.50_PM__1_.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta – Hubungan diplomatik Indonesia dan China yang telah terjalin selama 75 tahun semakin diperkuat lewat sektor pariwisata.
Dalam forum promosi pariwisata Provinsi Yunnan, Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Provinsi Yunnan, Wang Ning, menegaskan pentingnya pariwisata dan budaya sebagai jembatan strategis untuk membangun peradaban bersama antara dua bangsa.
“Seberapa pun jauhnya jarak kita, kita tetap dekat. Kami berharap dapat memanfaatkan budaya dan pariwisata sebagai media untuk membangun jembatan peradaban bersama,” ujar Ning dalam acara promosi pariwisata Provinsi Yunnan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Berikut ini lima jurus untuk memperkuat pariwisata Indonesia dan China:
1. Tingkatkan Penerbangan Langsung Antarkota Wisata
Langkah pertama yang disoroti Ning adalah pentingnya memperluas konektivitas udara.
“Kita perlu mempromosikan lebih banyak penerbangan langsung untuk mencakup kota-kota wisata populer di kedua tempat,” tegasnya.
Dengan pembukaan rute langsung dari Kunming ke Manadopada Februari lalu, ia menilai potensi pertumbuhan arus wisatawan dua arah akan semakin besar.
“Komunikasi daring antara kedua belah pihak kini lebih nyaman dan mudah. Ini momentum yang sangat baik untuk dimanfaatkan,” tambahnya.
2. Kembangkan Produk Wisata Inovatif dan Tematik
Ning juga menyarankan kedua negara mengembangkan produk wisata unggulan, termasuk yang berbasis sejarah dan budaya.
“Kita bisa menciptakan produk wisata dan model wisata yang unik seperti wisata warisan dunia,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara enam abad lalu berakar dari Yunnan, kampung halamannya.
“Ini warisan sejarah yang sangat kuat dan layak kita angkat kembali untuk menarik lebih banyak wisatawan kedua belah pihak,” lanjut Wang.
Strategi Lainnya
… Selengkapnya
3. Adakan Pekan Budaya Yunnan dan Indonesia Secara Bergantian
Untuk memperkuat pemahaman lintas budaya, Ning mendorong penyelenggaraan pekan budaya secara bergiliran di kedua negara.
“Kita perlu menggalakkan pengembangan kota-kota pariwisata, menyelenggarakan Pekan Budaya Yunnan dan Indonesia secara bergantian, serta menciptakan platform pertukaran budaya antara kedua belah pihak,” tuturnya.
4. Latih Talenta dan Gelar Kompetisi Inovasi Pariwisata
Dalam aspek pengembangan SDM, Ning juga menekankan pentingnya pelatihan dan kolaborasi inovasi di bidang budaya dan pariwisata.
“Mari kita laksanakan program pelatihan bersama bagi talenta budaya dan pariwisata, serta menyelenggarakan kompetisi inovasi untuk menyuntikkan semangat baru ke dalam kerja sama kita,” katanya.
Inisiatif ini dinilai akan mendorong kolaborasi lintas generasi dan memperkaya sektor kreatif kedua negara.
5. Promosi Bersama untuk Tingkatkan Eksposur Destinasi
Ning menyadari masih rendahnya kesadaran masyarakat Yunnan terhadap destinasi unggulan di Indonesia, dan sebaliknya.
“Dalam beberapa tahun terakhir, hampir 50.000 wisatawan Indonesia telah mengunjungi Yunnan, dan hampir 10.000 dari Yunnan juga telah ke Indonesia. Namun jumlah ini masih terlalu kecil, potensi kita jauh lebih besar,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa pada tahun lalu Yunnan menerima lebih dari 700 juta kunjungan wisatawan, dengan lebih dari 6 juta di antaranya adalah wisatawan internasional.
Dukungan dari Pemerintah Indonesia
… Selengkapnya
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini menyambut baik usulan Wang Ning.
“Kami sangat sepakat dengan Bapak Wang Ning, bahwa konektivitas adalah kunci, dan promosi harus terus menerus dilakukan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia tengah fokus mengembangkan destinasi prioritas dan destinasi regeneratif, seperti Bali, Labuan Bajo, Toba, dan Kupang.
“Kami juga memiliki lebih dari 250 desa wisata yang siap menjadi daya tarik bagi wisatawan dari Tiongkok, termasuk Yunnan,” kata Ni Made.