:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5221519/original/063003900_1747359570-20250516-Kelaparan_Palestina-AFP_6.jpg)
Liputan6.com, Abu Dhabi – Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan menyerukan pembebasan para sandera Israel yang ditahan di Gaza. Tidak hanya itu, dia mengimbau pula pembentukan otoritas pemerintahan di Gaza yang tidak melibatkan Hamas.
“Pertama, bebaskan para sandera. Kita membutuhkan ketenangan di Gaza dan otoritas yang bukan Hamas untuk mengendalikan Gaza,” ujarnya dalam wawancara dengan jaringan televisi Fox News seperti dikutip Middle East Monitor.
Melansir Times of Israel, dalam kesempatan yang sama Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan juga mengatakan bahwa 42 persen dari bantuan yang telah masuk ke Gaza sejak perang dimulai didanai oleh Uni Emirat Arab. Dia menambahkan bahwa tanpa Abraham Accords (Kesepakatan Abraham), dia yakin Abu Dhabi tidak akan mampu menyalurkan bantuan sebanyak itu ke Gaza.
Apa Itu Abraham Accords?
… Selengkapnya
Abraham Accords adalah serangkaian perjanjian diplomatik yang dimediasi oleh Amerika Serikat, yang menandai normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara.
Sejauh ini, negara yang tergabung dalam kesepakatan ini antara lain Bahrain, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Sudan.
Pertemuan dengan Wapres Baru Palestina
… Selengkapnya
Sebelumnya pada pekan ini, Sheikh Abdullah Bin Zayed bertemu dengan Wakil Presiden Otoritas Palestina Hussein Al-Sheikh di Abu Dhabi. Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Hussein Al-Sheikh ke sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi dan Qatar.
Menurut laporan media setempat, pertemuan Sheikh Abdullah Bin Zayed dengan Hussein Al-Sheikh membahas berbagai isu regional yang mendesak, khususnya memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza. Selain itu, dibahas pula upaya memperkuat dukungan internasional untuk memberikan bantuan kepada warga sipil, memenuhi kebutuhan dasar mereka secara mendesak, serta menjajaki kemungkinan baru dalam proses politik guna menghidupkan kembali upaya perdamaian.Sementara itu, operasi militer Israel di Gaza terus mengalami eskalasi sejak Maret. PBB telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran, menyusul penargetan sistematis oleh Israel terhadap rumah sakit dan infrastruktur sipil. Israel sendiri memberlakukan blokade sejak 2 Maret, yang melarang masuknya makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan ke wilayah tersebut.