:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4508559/original/005214800_1689848120-nasa-gc0aab9d0b_1280.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Peneliti dari Laboratorium Propulsi Jet NASA (JPL) bekerja sama dengan ilmuwan dari India dan Arab mengungkap penemuan menakjubkan pada 2007. Para ilmuwan menemukan sebanyak 26 spesies bakteri misterius berhasil diidentifikasi dari ruang bersih (clean room) tempat persiapan wahana antariksa Mars, Phoenix.
Temuan ini menjadi sorotan karena lokasi tersebut didesain untuk menjadi lingkungan ultra-steril. Tujuannya untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme bumi ke planet lain, terutama Mars.
Dikutip dari Space pada Rabu (21/05/2025), penelitian dilakukan menggunakan analisis genetik mendalam terhadap sampel dari Fasilitas Layanan Berbahaya Muatan di Pusat Antariksa Kennedy NASA, Florida, Amerika Serikat. Fasilitas tersebut adalah tempat terakhir yang dilalui wahana Phoenix sebelum diluncurkan dari Cape Canaveral menuju Planet Merah.
Dalam penelitian itu, setidaknya 53 strain bakteri dari 26 spesies berbeda berhasil diisolasi dan diklasifikasikan sebagai spesies baru yang sebelumnya belum dikenal oleh ilmu pengetahuan. Penemuan ini membuka pertanyaan besar tentang bagaimana mikroorganisme tersebut dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrem yang penuh dengan proses dekontaminasi dan radiasi ultraviolet.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa kunci dari ketahanan bakteri-bakteri ini terdapat pada struktur genetik mereka. Genom yang dimiliki menunjukkan adaptasi terhadap stres lingkungan yang ekstrem, termasuk kemampuan dalam memperbaiki DNA yang rusak, detoksifikasi senyawa kimia berbahaya, dan efisiensi tinggi dalam metabolisme energi.
Penemuan ini memiliki implikasi besar dalam astrobiologi, terutama dalam studi tentang potensi kehidupan mikroba di luar bumi. Selain itu, hal ini menegaskan perlunya standar kebersihan yang lebih ketat dalam setiap misi antariksa.
Tujuannya agar tidak mengkontaminasi lingkungan luar angkasa dengan kehidupan mikroba dari bumi. Tentunya, hal tersebut dapat merusak keaslian riset ilmiah maupun kemungkinan deteksi kehidupan alien.
Kontaminasi Antarplanet
Penemuan bakteri di tempat paling bersih memperkuat kekhawatiran mengenai kontaminasi antarplanet (planetary contamination). Dua jenis kontaminasi yang jadi perhatian adalah forward contamination (mikroba dari bumi terbawa ke planet lain) dan back contamination (mikroba asing yang dibawa kembali ke bumi).
Potensi kontaminasi seperti ini bisa mengacaukan hasil pencarian kehidupan alien dan bahkan berisiko bagi biosfer bumi. Penemuan serupa juga pernah terjadi di International Space Station (ISS), di mana mikroba ditemukan hidup di permukaan luar stasiun antariksa meskipun terkena radiasi matahari dan kosmik secara langsung.
Penemuan tersebut memunculkan dukungan terhadap teori panspermia, yaitu kemungkinan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari mikroorganisme luar angkasa yang menumpang pada meteorit atau debu kosmik. Untuk mencegah kontaminasi seperti itu, NASA dan badan antariksa lain menerapkan Planetary Protection Protocol, seperangkat standar ketat untuk sterilisasi wahana sebelum diluncurkan ke luar angkasa.
Namun, kenyataannya, bakteri mampu beradaptasi secara mengejutkan, bahkan jenis tertentu diketahui membentuk biofilm atau pelindung alami untuk bertahan dari suhu ekstrem dan radiasi tinggi.
(Tifani)