:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4596774/original/024822500_1696322181-2.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Selama ini kita diajarkan bahwa dunia memiliki tujuh benua, Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa, dan Australia. Namun, para ilmuwan telah mengidentifikasi satu benua tambahan yang tersembunyi di bawah samudra, yakni Zealandia.
Zealandia, atau Te Riu-a-Māui dalam bahasa Māori, adalah benua tersembunyi yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Benua ini adalah potongan kerak benua yang luasnya mencapai 4,9 juta kilometer persegi, hampir seukuran Australia dan lebih besar dari India.
Sekitar 94 persen wilayahnya kini berada di bawah air, dengan daratan yang tersisa berupa Selandia Baru, Kaledonia Baru, dan beberapa pulau kecil lain. Melansir laman GNS Science ada Selasa (27/05/2025) Zealandia adalah bagian dari superkontinen Gondwana yang terbentuk ratusan juta tahun lalu.
Sekitar 130 hingga 85 juta tahun yang lalu, Zealandia mulai terpisah dari Antartika dan kemudian dari Australia. Proses ini menyebabkan kerak benuanya menipis dan tenggelam perlahan ke dasar samudra Pasifik.
Istilah “Zealandia” pertama kali diperkenalkan oleh geofisikawan Bruce Luyendyk pada 1995. Namun saat itu, gagasan ini belum mendapatkan banyak perhatian ilmiah.
Baru pada 2017, sekelompok geolog internasional mempublikasikan hasil penelitian yang mengusulkan bahwa Zealandia memenuhi semua kriteria sebagai benua, yakni memiliki kerak benua yang tebal dan ringan, struktur geologi yang kohesif, dan ukuran wilayah yang besar. Puncaknya terjadi pada 2023, ketika Zealandia menjadi benua pertama yang seluruh wilayahnya, termasuk yang terendam, berhasil dipetakan secara lengkap oleh tim ilmuwan dari GNS Science Selandia Baru.
Pemetaan
Pemetaan ini menggunakan data gravitasi, sonar, pengeboran laut dalam, dan pencitraan satelit untuk mengungkap fitur geologi benua tersebut. Penemuan dan pemetaan Zealandia membuka cakrawala baru dalam ilmu kebumian.
Studi tentang benua ini memberikan wawasan penting terkait mekanisme pergerakan lempeng tektonik, sejarah pemisahan benua, aktivitas vulkanik bawah laut, hingga evolusi ekosistem laut dalam. Selain itu, Zealandia juga memiliki potensi ekonomi yang besar, seperti kandungan mineral langka dan sumber daya energi.
Zealandia bukan hanya benua yang hilang secara fisik, tetapi juga sempat “hilang” dari kesadaran ilmiah dan masyarakat luas. Kini, pengetahuan tentang benua kedelapan ini menjadi pengingat bahwa Bumi masih menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk diungkap.
(Tifani)