:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5053564/original/052494300_1734344192-1734338813378_ciri-ciri-planet-venus-1.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Para ilmuwan dari Universitas São Paulo, Brasil, mengungkapkan temuan mengejutkan baru-baru ini. Mereka menemukan tiga asteroid berukuran besar yang berpotensi menghancurkan kota tersembunyi di dekat orbit Venus.
Asteroid-asteroid ini kemudian dikenal sebagai asteroid co-orbital Venus. Asteroid-asteroid ini memiliki orbit yang hampir sejajar dengan Venus.
Namun, ketiganya berada dalam jalur yang tidak stabil dan sulit diprediksi. Ketiga asteroid tersebut adalah 2020 SB, 524522, dan 2020 CL1 .
Melansir laman Science Direct pada Selasa (03/06/2025), meskipun ukurannya bervariasi, ketiga asteroid ini memiliki potensi dampak yang sangat besar. Dengan diameter berkisar antara 100 hingga 400 meter, jika salah satu dari mereka menabrak bumi, energi yang dilepaskan bisa setara dengan ratusan megaton TNT.
Tabrakan asteroid jenis ini cukup untuk menghancurkan seluruh kota dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang luas. Sementara itu, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics menunjukkan bahwa orbit asteroid-asteroid ini sangat kacau, dengan waktu Lyapunov sekitar 150 tahun.
Hal ini berarti bahwa setelah periode tersebut, prediksi tentang posisi mereka menjadi sangat tidak pasti. Faktor-faktor seperti interaksi gravitasi dengan planet lain dan efek Yarkovsky (perubahan orbit akibat emisi panas) dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam jalur mereka.
Kondisi ini meningkatkan risiko tabrakan dengan bumi di masa depan. Salah satu tantangan utama dalam mendeteksi asteroid-asteroid ini adalah posisi mereka yang berada dekat dengan matahari dari sudut pandang bumi.
Lolos dari Deteksi
Cahaya terang matahari membuat pengamatan dari teleskop berbasis darat menjadi sangat sulit. Akibatnya, asteroid-asteroid ini sering kali lolos dari deteksi hingga mereka berada sangat dekat dengan bumi.
Hal ini memberikan waktu peringatan yang sangat singkat sebelum kemungkinan tabrakan. Karena keterbatasan pengamatan dari bumi, para ilmuwan menekankan pentingnya misi observasi berbasis luar angkasa, khususnya yang ditempatkan di dekat orbit Venus.
Dengan posisi tersebut, teleskop dapat mengamati asteroid-asteroid ini tanpa gangguan cahaya matahari. Hal ini memungkinkan deteksi dini dan pemantauan yang lebih akurat terhadap objek-objek berbahaya ini.
Meskipun ancaman dari asteroid-asteroid ini tidak bersifat langsung, penting bagi komunitas ilmiah dan lembaga terkait untuk meningkatkan upaya deteksi dan pemantauan. Pengembangan teknologi deteksi dini, simulasi skenario tabrakan, dan rencana mitigasi menjadi langkah krusial dalam menghadapi potensi ancaman dari luar angkasa.
Dengan kesiapsiagaan yang tepat, risiko dari asteroid-asteroid tersembunyi ini dapat diminimalkan, melindungi Bumi dari kemungkinan bencana besar di masa depan.
(Tifani)