:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3523373/original/068734600_1627444692-asean-4692563_1280_Fotor.jpg)
Liputan6.com, Beijing – China resmi meluncurkan visa khusus multiple-entry bagi pebisnis dari negara-negara ASEAN dan Timor Leste, dalam upaya memperkuat hubungan ekonomi dan mobilitas regional. Pengumuman ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Selasa, 3 Juni 2025.
Visa yang dinamai “ASEAN visa” ini memungkinkan pemegangnya—termasuk pasangan dan anak-anak—untuk melakukan kunjungan berulang ke China selama lima tahun, dengan durasi tinggal hingga 180 hari per kunjungan.
Kebijakan ini ditujukan bagi pelaku bisnis dari 10 negara anggota ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja, serta negara pengamat ASEAN, Timor Leste.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, inisiatif ini merupakan langkah konkret untuk mempermudah perjalanan lintas batas di kawasan, seiring meningkatnya interaksi antara warga China dan negara-negara Asia Tenggara.
“Skema baru ini bertujuan untuk semakin memfasilitasi perjalanan antarnegara di kawasan,” kata Lin dalam konferensi pers rutin, seperti mengutip CNA, Kamis (5/6/2025).
Visa ASEAN ini melengkapi perjanjian bebas visa yang sudah lebih dulu berlaku antara China dan beberapa negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, yang memungkinkan kunjungan bebas visa selama 30 hari.
Peluncuran ini mengikuti langkah serupa yang dilakukan China pada November 2024 melalui skema “Lancang-Mekong visa” bagi pelaku bisnis dari Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam—dengan skema dan durasi yang serupa.
Kebijakan ini juga sejalan dengan strategi China dalam membuka akses masuk ke negaranya secara lebih luas. Mulai 1 Juni 2025, China telah menerapkan kebijakan bebas visa bagi warga sejumlah negara Amerika Latin seperti Brasil, Argentina, Chili, Peru, dan Uruguay. China juga telah membuka akses bebas visa bagi semua negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Akses Bebas Visa dari China
… Selengkapnya
Pada kuartal pertama tahun ini, China mencatat kedatangan lebih dari 9 juta pengunjung asing, meningkat lebih dari 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini menunjukkan hasil dari serangkaian kebijakan yang mendukung mobilitas internasional.
“Daftar negara yang terus bertambah dalam skema bebas visa mencerminkan komitmen kuat China terhadap keterbukaan tingkat tinggi,” ujar Lin.
“Kami akan terus menyempurnakan kebijakan masuk dan menambah negara yang mendapatkan akses bebas visa, agar lebih banyak sahabat internasional bisa datang ke China dan menikmati layanan serta produk kami.”
Langkah ini dipandang sebagai bagian dari upaya strategis China dalam memperkuat konektivitas ekonomi, menarik lebih banyak pelaku usaha, dan memperdalam kerja sama kawasan di tengah perubahan lanskap geopolitik global.