:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5243824/original/079260800_1749114798-WhatsApp_Image_2025-06-05_at_3.46.52_PM.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta – Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menegaskan bahwa peringatan perjalanan terbaru pemerintah Australia ke Indonesia, khususnya Bali, bukanlah bentuk pelarangan atau penurunan hubungan pariwisata.
Menurutnya, pembaruan tersebut merupakan langkah rutin yang bersifat kehati-hatian, terutama terkait keamanan transportasi air.
“Saya rasa kita tidak perlu melebih-lebihkan apa yang telah kami lakukan terkait pembaruan travel advisory ini. Itu hanyalah catatan kehati-hatian tentang kapal air,” ujar Marles dalam keterangan persnya, Kamis (5/6/2025).
Pernyataan ini disampaikan menyusul pembaruan situs web “Smartraveller” milik pemerintah federal Australia, yang memperingatkan warga agar berhati-hati saat mengunjungi kawasan pesisir Indonesia. Beberapa insiden termasuk kecelakaan kapal dan kasus keracunan minuman turut menjadi perhatian.
Namun, Marles menekankan bahwa Australia tetap mendorong warganya untuk berkunjung ke Bali, destinasi yang disebutnya sebagai bagian penting dari hubungan bilateral kedua negara.
“Australia mendukung dan mendorong warganya untuk terus berlibur ke Bali. Dalam 24 jam terakhir, memang ada insiden kapal terbalik di sekitar Bali yang melibatkan warga Australia. Syukurlah, tidak ada yang terluka. Tapi ini menjadi pengingat bahwa orang harus tetap berhati-hati,” katanya.
Dalam catatan “Smartraveller”, disebutkan bahwa beberapa pantai di Bali memiliki ombak besar dan arus kuat, serta tidak selalu dijaga petugas. Pemerintah Australia juga mengingatkan tentang potensi bahaya keracunan metanol pada minuman beralkohol dan pentingnya menghormati budaya serta tempat ibadah di Indonesia.
Bali Tetap Jadi Tujuan Liburan Warga Australia
… Selengkapnya
Meski demikian, Marles menegaskan bahwa tidak ada pembatasan terhadap perjalanan ke Indonesia.
“Bali tetap menjadi tujuan utama warga Australia dan kami sangat mendorong hal itu,” tutupnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik Bali, lebih dari 1,5 juta warga Australia mengunjungi Bali sepanjang tahun 2024—menjadikan mereka salah satu wisatawan asing terbesar di Pulau Dewata.