:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4373616/original/042892900_1679963213-Israel-Netanyahu-AFP-800x500-780x470.jpg)
Liputan6.com, Teheran – Israel menggempur dua depot bahan bakar di ibu kota Teheran pada Minggu (15/6/2025) pagi, menandai salah satu serangan paling berani dalam konflik yang tengah memanas antara kedua negara. Serangan ini merupakan bagian dari kampanye militer besar-besaran yang diklaim Israel sebagai upaya menekan ambisi nuklir dan rudal balistik Iran.
Kementerian Perminyakan Iran mengonfirmasi bahwa depot-depot bahan bakar tersebut terbakar akibat serangan udara Israel. Serangan terjadi tak lama setelah Iran meluncurkan gelombang rudal balasan ke arah Israel, dikutip dari laman Times of Israel, Minggu (15/6/2025).
Di saat yang hampir bersamaan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah “membuka jalan menuju Teheran.”
“Kami akan menyerang setiap lokasi milik rezim ayatollah. Semua yang mereka alami hingga saat ini tak akan sebanding dengan apa yang akan datang,” tegas Netanyahu dalam pernyataan video berbahasa Ibrani. Ia menyebut bahwa operasi ini bertujuan “menghilangkan ancaman ganda dari Iran” – yakni program nuklir dan rudal balistiknya.
Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa serangan pada Minggu pagi juga menargetkan markas besar Kementerian Pertahanan Iran serta fasilitas proyek nuklir SPND. Jet-jet tempur Israel disebut telah menyelesaikan gelombang serangan besar terhadap target militer strategis Iran di Teheran.
Dalam unggahan singkat di media sosial X, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menulis, “Teheran sedang terbakar,” memperkuat sinyal bahwa serangan Israel kali ini bukan serangan terbatas, melainkan bagian dari kampanye militer skala luas. Ia sebelumnya telah memperingatkan bahwa jika Iran menembakkan rudal ke wilayah Israel, maka kilang minyak dan pusat-pusat vital Iran akan menjadi sasaran.
Ladang gas South Pars juga menjadi target. Menurut kantor berita Tasnim, serangan pesawat nirawak Israel menyebabkan ledakan dan memicu kebakaran besar, yang menghentikan produksi sekitar 12 juta meter kubik gas. Meskipun api berhasil dipadamkan, dampaknya signifikan bagi ekonomi Iran yang sangat bergantung pada sektor energi.
Sabtu malam, IDF kembali mengonfirmasi serangan udara ke target-target militer di Teheran, bertepatan dengan peluncuran rudal Iran keempat yang menewaskan sedikitnya tiga orang di kota Tamra, wilayah Arab utara Israel.
Tasnim melaporkan bahwa markas besar Kementerian Pertahanan Iran di Teheran mengalami kerusakan ringan akibat salah satu serangan. Meski begitu, hingga Minggu pagi belum ada tanggapan resmi dari pihak kementerian.
Serangan dalam 40 Jam Terakhir
… Selengkapnya
Juru bicara IDF, Brigadir Jenderal Effie Defrin, mengatakan bahwa jet-jet tempur Israel telah melancarkan lebih dari 150 serangan dalam 40 jam terakhir, dengan fokus utama di Teheran. “Teheran tidak lagi kebal. Jet-jet kami telah menguasai udara Iran barat dan Ibu Kota,” tegasnya.
Ia menyebut serangan menyasar infrastruktur industri militer, proyek nuklir, serta para pejabat senior dalam struktur kekuasaan Iran.
Kabinet keamanan Israel menggelar rapat darurat di bunker bawah tanah Sabtu malam, dengan pertemuan berlangsung hingga tengah malam. Perdana Menteri Netanyahu hadir bersama sejumlah menteri utama termasuk Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Energi.
Pemerintah Israel juga menyerukan warga untuk tetap berada di dekat tempat perlindungan karena potensi serangan balasan dari Iran masih tinggi.
Channel 12 melaporkan bahwa Kepala Staf IDF, Letnan Jenderal Eyal Zamir, mengatakan kepada para pemimpin politik bahwa serangan ini adalah “operasi mempertahankan eksistensi Yahudi.” Ia menekankan bahwa “sejarah tidak akan memaafkan” jika Israel gagal bertindak saat ini. “Ini adalah kesempatan terakhir untuk membuat perubahan,” ujarnya.
… Selengkapnya