:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5255072/original/071915100_1750148181-WhatsApp_Image_2025-06-17_at_15.14.34.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta – Perang Iran-Israel yang berkecamuk saat ini dimulai oleh serangan Israel pada Jumat (13/6) dini hari. Serangan itu berlangsung di tengah proses negosiasi nuklir Amerika Serikat (AS)-Iran yang bertujuan membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Lantas, dengan eskalasi yang terjadi apakah negosiasi nuklir masih akan berlanjut?
“Tentu saja dalam kondisi seperti ini, melanjutkan negosiasi tidak memiliki kedudukan rasional lagi dan ini merupakan sebuah hal yang tidak bisa dilanjutkan,” tegas Duta Besar (Dubes) Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi dalam konferensi pers di kediaman resminya di Jakarta, Selasa (17/6).
Dubes Boroujerdi menekankan bahwa berdasarkan prinsip membela diri, Iran mengambil serangkaian langkah termasuk serangan balasan dan rudal yang menargetkan fasilitas militer dan fasilitas ekonomi Israel.
“Aksi balasan dari Iran disesuaikan dengan proposional berdasarkan agresi yang dilakukan oleh rezim zionis terhadap negara kami. Apabila mereka menyerang fasilitas atau situs militer negara kami maka balasan kami adalah sama dan serupa terhadap fasilitas militer mereka. Kalau mereka melanjutkan serangannya pada fasilitas ekonomi, kami juga membalas terhadap fasilits ekonomi rezim zionis,” tutur Dubes Boroujerdi.
“Kami menjaga proporsionalitas dari pembalasan agresi terhadap rezim ini.”
Iran: DK PBB Harus Turun Tangan
… Selengkapnya
Israel, sebut Dubes Boroujerdi, membenarkan serangan militernya dengan dalih pertahanan dan melakukan pencegahan atas ancaman yang segera terjadi, “Namun, konsep seperti ini tidak diterima dan tidak memiliki tempat dalam kerangka hukum internasional dan piagam PBB.”
“Ini merupakan pelanggaran jelas terhadap prinsip larangan penggunaan kekerasan dalam Pasal 2 Piagam 4 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Republik Islam Iran tentu berdasarkan Pasal 51 dari Piagam PBB memiliki hak untuk membela diri,” ungkap Dubes Boroujerdi.
Dubes Boroujerdi menyatakan, “Serangan yang terjadi terhadap Iran buka hanya serangan terhadap negara kami, tetapi juga seragan terhadap seluruh sistem dari PBB dan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Untuk itu, DK PBB wajib turun tangan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan agresi ini.”