:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4860594/original/046983400_1718125375-mercedes-benz-841465_1280.jpg)
Liputan6.com, Beijing – Seorang pemilik mobil listrik Xiaomi SU7 Max di Tiongkok mengeluhkan fitur keselamatan kendaraan yang justru membuatnya terganggu saat mengemudi. Apa penyebabnya?
Rupanya, matanya yang terlalu sipit dianggap sistem sebagai tanda kelelahan.
Li, seorang pengemudi muda asal Provinsi Zhejiang, China, awalnya sangat antusias saat membeli sedan listrik Xiaomi SU7 Max—mobil listrik mewah dengan kemampuan akselerasi luar biasa, mencapai 0-100 km/jam dalam waktu hanya 2,78 detik.
Namun pengalaman berkendara impiannya berubah menjadi frustrasi karena peringatan kelelahan pengemudi yang terus berbunyi meski ia dalam kondisi waspada, dikutip dari SCMP, Senin (23/6/2025).
“Setiap kali saya mengemudi seperti biasa, mobil terus-menerus memberi peringatan agar saya fokus. Padahal saya tidak mengantuk sama sekali,” kata Li dalam sebuah video yang viral di media sosial Tiongkok. Dalam video itu, ia mendemonstrasikan bagaimana sistem akan berhenti memperingatkan jika ia sengaja membuka mata lebih lebar dari biasanya.
“Rupanya, mata saya yang kecil ini dianggap sistem sebagai tanda bahwa saya mengantuk atau tidak fokus,” ujarnya. Dalam perjalanan singkat saja, Li menyebut alarm berbunyi hingga 20 kali, membuat pengalaman mengemudi menjadi tidak nyaman.
Kasus yang dialami Li ternyata bukan satu-satunya. Sejumlah pengguna kendaraan listrik asal Tiongkok, terutama dari merek lokal seperti Lynk & Co dan Deepal, mengaku mengalami masalah serupa. Mereka menduga sistem deteksi kelelahan pengemudi yang menggunakan kamera internal tidak dioptimalkan untuk beragam bentuk mata pengemudi Asia.
Ajang adu cepat mobil listrik internasional yang akan digelar di Jakarta tinggal menghitung hari. Balap mobil listrik Formula E merupakan bagian dari ABB FIA Formula E World Championship musim ke-11 ini akan digelar pada 21 Juni mendatang di Jakarta …
Respons Perusahaan Mobil
… Selengkapnya
Menanggapi kehebohan ini, pihak Xiaomi pun angkat bicara. Dalam pernyataan resminya, perusahaan menjelaskan bahwa sistem ‘monitor kelelahan’ SU7 memang dirancang untuk mendeteksi tanda-tanda kurang fokus atau mengantuk berdasarkan ekspresi wajah dan gerakan mata pengemudi melalui kamera di roda kemudi.
Jika sistem mendeteksi potensi kelelahan dan pengemudi tidak memberikan respons, mobil akan secara otomatis melambat hingga berhenti. Namun Xiaomi juga menegaskan bahwa fitur tersebut bisa dimatikan melalui pengaturan, meskipun tidak direkomendasikan karena menyangkut keselamatan berkendara.
Kasus unik ini membuka diskusi baru soal pentingnya teknologi yang lebih inklusif dan adaptif dalam fitur-fitur keamanan kendaraan, terutama di pasar dengan keragaman etnis dan karakteristik fisik seperti di Tiongkok. Bagi Mr. Li, sementara itu, solusinya sederhana: “Kalau mau bebas dari alarm, saya harus membuka mata saya selebar mungkin. Tapi tidak bisa begitu terus, kan?”
… Selengkapnya