:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2834829/original/024157200_1561195324-20190622-Mural-Teheran-3.jpg)
Liputan6.com, Teheran – Ruhollah Khomeini merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern Iran dan dunia Islam.
Ia dikenal sebagai pemimpin utama Revolusi Iran 1979 yang menggulingkan kekuasaan monarki Shah Mohammad Reza Pahlavi dan mendirikan sistem Republik Islam yang berlandaskan hukum dan ajaran Syiah.
Ruhollah Mousavi Khomeini lahir pada 24 September 1902 di kota Khomein, Iran. Ia berasal dari keluarga ulama dan sejak usia muda telah mendalami ilmu agama Islam, khususnya fiqih dan filsafat Syiah.
Pendidikan agama yang ketat dan pengaruh lingkungan keluarga membuat Khomeini tumbuh sebagai seorang pemikir yang kritis terhadap kekuasaan yang dinilainya menyimpang dari nilai-nilai Islam.
Pada 1960-an, Khomeini mulai dikenal luas karena kritik tajamnya terhadap kebijakan-kebijakan Shah Iran, terutama yang dianggapnya sebagai bentuk ketundukan terhadap pengaruh Barat dan Amerika Serikat. Kritik ini memuncak pada tahun 1963, ketika ia ditangkap dan kemudian diasingkan ke Turki, Irak, dan akhirnya Prancis.
Selama di pengasingan, Khomeini terus menyuarakan perlawanan terhadap rezim Shah dan menyerukan perubahan radikal menuju pemerintahan Islam yang berbasis pada kedaulatan rakyat dan hukum Tuhan.
Puncak perjuangannya terjadi pada tahun 1979, ketika Revolusi Iran berhasil menumbangkan pemerintahan Shah. Khomeini kembali ke Iran disambut jutaan pendukung, dan tidak lama kemudian memproklamasikan berdirinya Republik Islam Iran. Ia menjadi Pemimpin Tertinggi (Rahbar), jabatan tertinggi dalam struktur politik Iran yang menggabungkan kekuasaan politik dan spiritual.
Sejumlah gedung di Israel Selatan terbakar usai Iran melancarkan rudal. Serangan ini terjadi sehari setelah serangan yang menghantam rumah sakit besar di Beersheba.
Dikenal sebagai Sosok Kharismatik
… Selengkapnya
Khomeini dikenal sebagai sosok yang kharismatik, tegas, dan memiliki visi yang kuat mengenai negara Islam. Ia memperkenalkan konsep Wilayat al-Faqih (kepemimpinan oleh ulama), yang hingga kini menjadi dasar sistem pemerintahan Iran. Di bawah kepemimpinannya, Iran mengalami perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk hukum, pendidikan, budaya, dan hubungan internasional.
Namun, kebijakan dan pandangan Khomeini juga menuai kontroversi dan kritik, baik di dalam negeri maupun dari komunitas internasional. Sikap keras terhadap oposisi, pembatasan kebebasan individu, serta hubungan yang memburuk dengan negara-negara Barat menjadi bagian dari warisan politiknya yang kompleks.
Ruhollah Khomeini wafat pada 3 Juni 1989 dalam usia 86 tahun. Kepergiannya menandai berakhirnya era penting dalam sejarah Iran, namun pengaruh dan ajarannya masih terus membentuk wajah politik dan keagamaan di Iran hingga hari ini. Ia dikenang oleh para pendukungnya sebagai pemimpin revolusioner yang mengubah arah sejarah bangsanya, sementara oleh para pengkritiknya, ia dianggap sebagai tokoh yang memicu ketegangan antara agama dan kebebasan sipil di Timur Tengah.
… Selengkapnya