:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5226456/original/049528700_1747736688-20250520-Israel-AFP_4.jpg)
Liputan6.com, Tel Aviv – Militer Israel mengatakan pada hari Selasa (24/6) bahwa mereka mengalihkan fokusnya kembali ke Gaza setelah perjanjian gencatan senjata dengan Iran.
“Kami telah menyelesaikan fase yang signifikan, tetapi kampanye melawan Iran belum berakhir. Kami memasuki fase baru berdasarkan pencapaian fase saat ini,” kata Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir dalam penilaian situasional seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (25/6/2025).
Eyal Zamir mengklaim bahwa Israel telah berhasil menunda program nuklir Iran selama bertahun-tahun.
“Sekarang fokusnya beralih kembali ke Gaza – untuk membawa pulang para sandera dan membubarkan rezim Hamas. Saya bangga memiliki hak istimewa untuk memimpin organisasi tersebut selama periode ini.”
Gencatan senjata yang diusulkan AS mulai berlaku pada Selasa (24/6) dini hari setelah 12 hari pertempuran udara antara Israel dan Iran sejak 13 Juni.
Tentara Israel telah melancarkan serangan brutal terhadap Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan lebih dari 56.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Israel mengklaim bahwa serangan itu bertujuan untuk memulangkan sekitar 50 sandera yang ditawan Hamas di Gaza dan membubarkan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
ICJ Sempat Keluarkan Surat Penangkapan untuk PM dan Menhan Israel
… Selengkapnya
November 2024 lalu, International Court of Justice/ICJ atau Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong itu.
Langkah ini dilakukan setelah jaksa ICC Karim Khan mengumumkan pada 20 Mei 2024 bahwa ia mengajukan surat perintah penangkapan atas dugaan kejahatan terkait serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 dan respons operasi militer Israel di Gaza.
“Ada alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa keduanya (Netanyahu dan Gallant-red) secara sengaja dan sadar merampas hak penduduk sipil di Gaza atas hal-hal yang penting bagi kelangsungan hidup, termasuk makanan, air, obat-obatan, pasokan medis, juga bahan bakar dan listrik,” tulis panel ICC yang terdiri dari tiga hakim tersebut.
Sementara itu, ICC menuduh pejabat Hamas atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan, penyiksaan, penyanderaan, pemerkosaan, hingga bentuk-bentuk lain kekerasan seksual.
Kronologi Gencatan Senjata Akhiri 12 Hari Perang Iran Israel
… Selengkapnya
Bagaimana kronologi gencatan senjata Iran Israel tercapai? Berikut ini ulasannya, mengutip Al Jazeera, Rabu (25/6/2025):
Sejak Minggu (22/6), Timur Tengah telah berubah dari perang yang meningkat menjadi gencatan senjata yang rapuh. Gencatan senjata sepertinya berhasil, dan apa yang disebut Presiden AS Donald Trump sebagai “Perang 12 Hari” antara Israel dan Iran sepertinya telah berakhir – untuk saat ini.
Sementara itu, Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan para pemimpin Iran semuanya mengklaim bahwa jeda dalam konflik tersebut terjadi atas dasar keinginan mereka.
Pada Sabtu (21/6) malam, atas perintah Israel, AS memasuki perang Israel-Iran dengan menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan, “menghancurkannya sepenuhnya”, menurut pernyataan Trump.
Pada hari Senin (23/6), Iran membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan udara AS terbesar di Timur Tengah, Al Udeid di Qatar.
Timur Tengah tampak siap menghadapi perang yang lebih luas dan lebih lama.
Namun dalam beberapa jam, Trump mengumumkan di Truth Social, platform media sosialnya, “Telah sepenuhnya disetujui oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA yang Lengkap dan Total.”
Trump menyebutnya “Perang 12 Hari … yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun dan menghancurkan Timur Tengah”.
Empat jam setelah gencatan senjata seharusnya berlaku, Israel melancarkan serangan terhadap Iran sebagai balasan atas apa yang dikatakannya sebagai dua rudal balistik yang memasuki wilayah udaranya, diluncurkan dari Iran. Keduanya dicegat. Pembalasan Israel menghancurkan stasiun radar di dekat Teheran.
Trump sangat marah. “Saya benar-benar tidak senang Israel menyerang pagi ini,” katanya kepada wartawan.
“Kita punya dua negara yang telah berjuang begitu keras dan begitu lama, sehingga mereka tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan.”
Iran mengatakan tidak menembakkan rudal tersebut. Pada pukul 11:30 GMT gencatan senjata kembali berlaku. Trump berbicara kepada Netanyahu.
“ISRAEL tidak akan menyerang Iran. Semua pesawat akan berbalik dan pulang, sambil melakukan ‘Gelombang Pesawat’ yang bersahabat ke Iran. Tidak ada yang akan terluka, Gencatan Senjata berlaku!” tulis Trump di Truth Social.
Iran dan Israel Saling Klaim Kemenangan
… Selengkapnya
Baik Israel maupun Iran sepertinya salin mengklaim kemenangan setelah pengumuman gencatan senjata.
Israel, dalam mengumumkan telah menyetujui rencana Donald Trump, mengatakan telah mencapai semua tujuan militernya. Pemerintah Israel mengatakan Netanyahu telah mengumpulkan kabinetnya “untuk mengumumkan bahwa Israel telah mencapai semua tujuan Operasi Rising Lion dan banyak lagi.” Ia menambahkan bahwa Israel telah menyingkirkan “ancaman eksistensial ganda yang langsung: nuklir dan balistik,” sembari bersumpah untuk menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran gencatan senjata.
“Kami telah mengakhiri fase yang signifikan, tetapi kampanye melawan Iran belum berakhir. Kami memasuki fase baru berdasarkan pencapaian fase saat ini,” kata Kepala Staf Eyal Zamir dalam sebuah pernyataan. “Kami telah menunda proyek nuklir Iran selama bertahun-tahun, dan hal yang sama berlaku untuk program rudalnya.”
Sementara itu, badan keamanan tertinggi Iran mengatakan pasukannya telah “memaksa” Israel untuk “secara sepihak” mundur. Korps Garda Revolusi Islamnya juga memuji salvo rudal yang ditembakkan ke Israel “pada saat-saat terakhir sebelum gencatan senjata,” dengan mengatakan bahwa hal itu mengajarkan “pelajaran bersejarah dan tak terlupakan bagi musuh Zionis.”
… Selengkapnya