:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5270089/original/035415600_1751378505-WhatsApp_Image_2025-06-20_at_10.03.04.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan dan Pemerintah Jerman melalui Bank Pembangunan Jerman (KfW) menandatangani perjanjian pinjaman berbasis kebijakan senilai 200 juta euro untuk mendukung Program Transisi Energi Terjangkau dan Berkelanjutan (ASET: Affordable and Sustainable Energy Transition Program) di Indonesia pada Senin, 30 Juni 2025.
“Penandatanganan perjanjian ini menandai langkah konkret selanjutnya dari komitmen teguh Jerman dalam mendukung Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP: Just Energy Transition Partnership) bersama Indonesia,” ujar Thomas Graf, Kuasa Usaha Ad Interim dari Kedutaan Besar Jerman di Jakarta seperti tertuang dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Selasa (1/7/2025).
“Hal ini menunjukkan dengan jelas: Jerman memegang teguh janjinya dan mewujudkannya dengan menyediakan pembiayaan untuk transisi energi di Indonesia,” imbuhnya.
Perjanjian yang ditandatangani ini merupakan bagian dari pembiayaan yang lebih luas yang dibiayai bersama oleh Bank Pembangunan Asia (ADB: Asian Development Bank) dan Badan Pembangunan Prancis (AFD: Agence Française de Développement).
Adapun kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP) merupakan kesepakatan bersejarah yang ditandatangani pada KTT G20 di Bali pada bulan November 2022 antara Indonesia dan International Partners Group (IPG), yang dipimpin oleh Jerman dan Jepang.
JETP bertujuan untuk menggerakkan pendanaan sebesar 20 miliar dolar AS untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia.
Perjalanan Menantang Indonesia Menuju Transisi Energi
… Selengkapnya
Indonesia diketahui telah memulai perjalanan yang menantang untuk beralih dari ketergantungan pada bahan bakar fosil menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Transformasi ini sangat penting untuk menjamin ketahanan energi dan mencapai target iklim.
Untuk mendorong investasi dalam energi terbarukan, penyesuaian regulasi diperlukan – dan di sinilah Program Transisi Energiyang Terjangkau dan Berkelanjutan (ASET) berperan untuk mendukung reformasi tersebut.
Berikut dua pilar fokus programi ASET:
- Memperkuat kerangka kebijakan dan peraturan untuk transisi energi bersih.
- Meningkatkan tata kelola sektor dan keberlanjutan keuangan.
Adapun pencapaian-pencapaian penting yang telah didukung oleh program ini hingga saat ini antara lain adalah pembentukan satuan tugas transisi energi dan pengembangan regulasi utama yang bertujuan untuk meningkatkan energi terbarukan, seperti Peraturan Menteri untuk mendukung integrasi pembangkit listrik tenaga surya atap, penetapan landasan hukum untuk perdagangan karbon berbasis emisi, serta penetapan batas emisi bagi pembangkit listrik.