:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5272184/original/046954900_1751535105-SnapInsta.to_515166466_18509845981019980_4108680159571944721_n.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dokter Marwan al-Sultan atau Marwan Sultan dilaporkan tewas.
“Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dr. Marwan al-Sultan, syahid bersama anggota keluarganya dalam serangan udara Israel yang menghantam kediamannya, di kawasan Tal al-Hawa, sebelah barat daya Kota Gaza, Rabu (2/7/2025),” demikian pernyataan MER-C Indonesia yang diunggah di akun media sosialnya.
Pejabat Palestina dan sejumlah saksi mata mengatakan pada Rabu (2/7), serangan Israel menewaskan direktur Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Gaza Utara.
Menurut kesaksian kerabatnya, Ahmed al-Sultan, kepada AFP, Dokter Marwan al-Sultan tewas di apartemennya di Kota Gaza bersama seluruh anggota keluarganya—termasuk sang istri, anak-anak perempuannya, dan menantu laki-lakinya. Ahmed mengatakan bahwa dialah yang menemukan jenazah mereka setelah serangan terjadi.
Rezim Israel menyerang rumah Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza pada hari Rabu (2/7) saat ia dan keluarganya berada di rumah. Menurut laporan terbaru, sedikitnya tujuh anggota keluarganya tewas bersamanya.
Dokter Marwan al-Sultan merupakan tokoh terkemuka yang menentang kejahatan Israel di Gaza utara dan sering memberikan informasi terkini tentang krisis kemanusiaan dan medis di wilayah Palestina yang terkepung.
Berikut ini profil Dokter Marwan al-Sultan mengutip sejumlah sumber, Kamis (3/7/2025):
Profil dr. Marwan Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza
… Selengkapnya
Kementerian kesehatan yang dipimpin Hamas mengatakan. mengatakan Dokter Marwan Sultan memiliki karir panjang di bidang kedokteran, dan mengutuk “kejahatan keji terhadap kader medis kita”.
Dokter Marwan Sultan yang adalah seorang ahli jantung ternama dan direktur rumah sakit Indonesia, adalah petugas kesehatan ke-70 yang terbunuh oleh serangan Israel dalam 50 hari terakhir, kata organisasi medis Palestina Healthcare Workers Watch (HWW).
“Kami sangat terkejut dan berduka. Dia tidak dapat digantikan,” kata Dr. Mohammed Abu Selmia, direktur rumah sakit al-Shifa di Gaza seperti dikutip dari The Guardian.
“Ia adalah seorang cendekiawan terkemuka dan salah satu dari dua ahli jantung yang tersisa di Gaza. Ribuan pasien jantung akan menderita akibat pembunuhannya. Satu-satunya kesalahannya adalah ia adalah seorang dokter. Kita tidak punya pilihan selain bersikap tabah, tetapi rasa kehilangan itu sangat menghancurkan.”
Awal bulan ini, Sultan berbicara kepada Guardian tentang situasi kritis yang ia dan staf lainnya hadapi di rumah sakit Indonesia saat mereka berjuang mengatasi banyaknya korban sipil setelah meningkatnya serangan Israel pada bulan Mei.
Di antara petugas kesehatan yang tewas dalam 50 hari terakhir adalah tiga dokter lainnya, kepala perawat rumah sakit Indonesia dan rumah sakit anak-anak al-Nasser, salah satu bidan paling senior di Gaza, seorang teknisi radiologi senior, dan puluhan lulusan kedokteran muda serta perawat magang.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Judha Nugraha mengonfirmasi bahwa Marwan bukan WNI.
“Kami memonitor pemberitaan mengenai wafatnya dr. Marwan al-Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza. Kami turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan. Almarhum bukan warga negara Indonesia,” tutur Judha dalam pesan tertulis kepada awak media.