:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5271277/original/003286200_1751480257-WhatsApp_Image_2025-07-03_at_01.15.28.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta – Serangan udara Israel pada Rabu (2/7/2025) menewaskan salah satu dokter paling senior di Gaza, sebuah kehilangan yang digambarkan sebagai “bencana” bagi sistem kesehatan yang telah hancur lebur. Sejumlah anggota keluarganya turut menjadi korban dalam serangan tersebut.
Dr Marwan al-Sultan adalah seorang ahli jantung ternama dan sangat berpengalaman, sekaligus direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza Utara. Dia tercatat sebagai tenaga kesehatan ke-70 yang tewas akibat serangan Israel dalam 50 hari terakhir, menurut Healthcare Workers Watch (HWW), sebuah organisasi medis Palestina.
“Pembunuhan Dr Marwan al-Sultan oleh militer Israel adalah kehilangan yang sangat besar bagi Gaza dan seluruh komunitas medis dan akan berdampak menghancurkan pada sistem kesehatan Gaza,” kata Direktur HWW Muath Alser seperti dilansir The Guardian.
“Ini adalah bagian dari pola penargetan tenaga kesehatan yang sistematis dan mengerikan, yang dibiarkan terus berlangsung karena adanya impunitas. Ini bukan hanya tragedi kehilangan nyawa, namun juga penghancuran keahlian dan perawatan medis yang telah mereka bangun selama puluhan tahun, pada saat kondisi warga sipil Palestina berada dalam situasi yang benar-benar mengerikan.”
Dr Mohammed Abu Selmia, direktur rumah sakit al-Shifa di Gaza, juga menyampaikan duka yang mendalam atas kematian Marwan.
“Kami sangat terkejut dan berduka. Dia tidak tergantikan,” kata Abu Selmia.
“Dia adalah seorang cendekiawan terkemuka dan salah satu dari dua ahli jantung terakhir yang tersisa di Gaza. Ribuan pasien jantung akan menderita akibat kematiannya. Satu-satunya kesalahannya adalah bahwa dia seorang dokter. Kami tidak punya pilihan selain tetap teguh, namun rasa kehilangan ini sangat menghancurkan.”
Ungkapan dukacita juga disampaikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Luar Negeri RI.
“Indonesia turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada tanggal 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut,” demikian pernyataan Kemlu RI via platform media sosial X.
“Indonesia terus memonitor dari dekat perkembangan RS Indonesia di Gaza.”
Selanjutnya, Kemlu RI, “Indonesia kembali menyerukan dihentikannya kekejaman Israel dan dilakukannya gencatan segera di Palestina.”
Ribuan Nyawa Tenaga Kesehatan Melayang di Gaza
… Selengkapnya
Awal bulan ini, Marwan sempat berbicara kepada The Guardian tentang situasi kritis yang dihadapi dirinya dan staf lainnya di RS Indonesia, saat mereka berjuang keras menangani banyaknya korban sipil akibat eskalasi serangan Israel sejak Mei.
Di antara tenaga kesehatan yang tewas dalam 50 hari terakhir terdapat tiga dokter lainnya, kepala perawat RS Indonesia dan Rumah Sakit Anak al-Nasser, salah satu bidan paling senior di Gaza, seorang teknisi radiologi senior, serta puluhan lulusan baru kedokteran dan perawat magang.
Menurut data PBB seperti dilansir The Guardian, jumlah total tenaga kesehatan yang kehilangan nyawa dalam serangan militer sejak perang dimulai pada Oktober 2023 kini telah melebihi 1.400 orang.
Insecurity Insight, sebuah LSM pengumpul data konflik, menyatakan bahwa mereka telah memverifikasi kematian ratusan tenaga kesehatan yang tewas sejak Oktober 2023 — di dalam fasilitas kesehatan, saat berusaha menjangkau warga sipil yang terluka, akibat tembakan penembak jitu Israel, ketika bepergian dengan ambulans, saat mengevakuasi pasien, di pos pemeriksaan, serta di sekolah dan kamp pengungsi yang digunakan sebagai tempat perlindungan sementara.
Diduga ratusan tenaga kesehatan dari Gaza lainnya masih ditahan oleh Israel, di mana mereka dilaporkan mengalami penyiksaan, pemukulan, dan penahanan tanpa dakwaan.
Medglobal, sebuah LSM medis berbasis di AS yang memberikan layanan medis di Gaza, menyatakan pihaknya meyakini lebih dari 300 tenaga medis saat ini berada di penjara Israel, di antaranya dokter-dokter senior seperti Dr Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan yang ditahan sejak Desember 2024.