:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2190391/original/002673000_1525771480-damadenegro.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Pulau Ular, Ilha da Queimada Grande, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di lepas pantai bagian tenggara Brasil. Mengutip AZ Animals pada Kamis (03/04/2025), pulau yang masih termasuk bagian dari Negara Bagian Sao Paulo ini memiliki lahan seluas 43 hektare.
Pulau ini dikenal sangat berbahaya karena menjadi rumah bagi golden lancehead (Bothrops insularis), ular beludak yang sangat berbisa. Lalu, dari mana datangnya ular-ular ini?
Selama periode yang dikenal sebagai Holosen Awal, permukaan laut global naik sekitar 60 meter sebagai akibat dari pencairan massa es dan aliran es pesisir yang pecah sekitar 11.000 tahun yang lalu. Kenaikan ini menyebabkan Ilha da Queimada Grande terpisah dari daratan Brasil.
Dengan isolasi geografis ini, populasi ular di pulau mengalami evolusi yang berbeda dari kerabat mereka di daratan utama Brasil. Para ilmuwan menemukan bahwa golden lancehead memiliki hubungan paling dekat dengan Bothrops jararaca, spesies beludak berbisa yang ditemukan di daratan Brasil.
Namun, karena keterbatasan habitat dan ketersediaan makanan yang berbeda, golden lancehead berkembang dengan karakteristik unik. Salah satu adaptasi paling mencolok dari ular ini adalah racunnya yang sangat kuat.
Racun golden lancehead lima kali lebih kuat daripada spesies Bothrops lainnya. Selain menyebabkan pendarahan internal yang parah, racunnya juga memiliki sifat neurotoksik yang dapat menyebabkan kematian dalam hitungan jam.
Kombinasi dari isolasi geografis, keterbatasan makanan, dan tekanan selektif membuat golden lancehead menjadi salah satu ular paling mematikan di dunia. Menurut sebuah studi komprehensif yang dilakukan pada 2008, Ilha da Queimada Grande kemungkinan besar adalah rumah bagi sekitar 2.000 hingga 4.000 ular golden lancehead.
Meskipun mereka relatif melimpah di pulau ini, fakta bahwa spesies ini hanya ada di satu tempat membuatnya sangat rentan terhadap kepunahan. Konservasi ular ini menjadi tantangan tersendiri karena habitatnya yang sangat terbatas dan ketergantungan pada ekosistem pulau yang kecil.
Golden lancehead sepenuhnya bergantung pada burung sebagai sumber makanan utama mereka. Tidak ada mamalia di pulau ini, sehingga ular-ular ini harus mengembangkan strategi berburu yang unik.
Dari 41 spesies burung yang ada di Pulau Ular, mereka hampir sepenuhnya bergantung pada dua di antaranya southern house wren (gelatik) dan Chilean elaenia. Kedua burung ini cepat dan waspada, sehingga hanya ular dengan racun yang bekerja sangat cepat yang dapat memangsa mereka dengan efektif.
Karena sifat racunnya yang sangat kuat, tidak diketahui secara pasti seberapa cepat gigitan golden lancehead dapat membunuh manusia. Namun, berdasarkan efek yang ditimbulkan pada hewan lain, gejalanya bisa mencakup mual hebat, pendarahan usus, gagal ginjal, hingga pendarahan otak yang fatal.
Ada spekulasi bahwa tidak ada manusia yang pernah bertahan setelah digigit oleh ular ini, meskipun data yang dapat dipercaya sulit didapatkan karena pulau ini tertutup bagi masyarakat umum. Angkatan Laut Brasil menutup pulau ini untuk semua orang, kecuali bagi peneliti yang memiliki izin khusus.
Saat ini, Pulau Ular hanya dikunjungi oleh tim ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap golden lancehead dan konservasi spesies tersebut.
Pemerintah Brasil mengontrol akses ke pulau ini secara ketat, baik untuk melindungi manusia dari bahaya maupun untuk melindungi ekosistem unik yang ada di sana.
(Tifani)